6.17.2009

Rematik ?


Apakah anda/kamu/lho/ente salah satu penderita rematik ?
Rematik dapat digolongkan ke dalam penyakit gaya hidup. Ada gejala baru dalam rematik, yaitu penyakit ini banyak menyerang pada orang muda. Dr. Joseph L. Hollander dari Universitas Pensylvania menuturkan, “Stres yang berkepan¬jangan sering diikuti serangan rematik."
Rematik ialah penyakit yang menyerang anggota-anggota tubuh yang bergerak, yaitu bagian tubuh yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain dengan perantaraan per¬sendian, sehingga menimbulkan rasa nyeri. Semua jenis re¬matik menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu. Biasanya nyeri ini disertai peradangan berupa pembengkakan setempat dan suhu yang tinggi dari pembengkakan tersebut. Dengan derita yang disandang itu, penderita rematik akan terganggu semangat kerjanya. Gangguan fungsi seperti susah berjalan, tidak dapat memegang gelas, tidak bisa berbalik, tidak bisa menyisir rambut, justru menjadi keluhan utama dari nasa nyeri itu sendiri. Gejala yang mengiringi rematik atau yang sering disebut nyeri rematik yaitu berkurangnya tenaga— rasa lelah, letih, dan lemah. Otot-otot yang lemah ini berkaitan enat dengan proses patologi yang mengganggu ang¬gota gerak. Gejala pengiring lainnya yaitu kekakuan pada persendian dan ketegangan pada otot-otot di sekitar bagian yang sakit.
Pada sebagian besar kasus, ketegangan otot merupakan manifestasi ketegangan mental atau stres. Reaksi tubuh ten¬hadap stres adalah otot-otot tertentu menjadi tegang secara reflektoris. Jenis rematik yang berhubungan dengan stres sering dikenal sebagai fibnositis. Pada setiap ketegangan pikiran, otot-otot menjadi tegang, terutama otot leher dan bahu, yaitu daerah beban pikulan. Jika keadaan ini berlang¬sung terus-menerus, otot-otot tersebut akan menjadi fibrotik, yaitu mengandung banyak serat jaringan pengikat di antana serat-serat otot. Otot-otot yang terserang adalah otot di te¬pi dalam dan tulang belikat. Banyak orang awam menama¬kannya “otot dekat tulang centong.” Ketegangan otot da¬pat diakibatkan oleh stres mental ataupun stres fisik. Stres fisik sering berkaitan dengan beban pekerjaan atau cara duduk yang salah. Sedangkan stres mental berhubungan dengan kondisi kejiwaan dan erat kaitannya dengan kepribadi¬an Tipe A.
Rematik adakalanya berkaitan dengan profesi seseorang. Kuli pelabuhan yang sering memikul beban berat tidak ja¬rang terserang rasa pegal di daerah beban pikulan. Selain itu, seorang karyawan yang tidak pernah memikul atau be¬kerja keras juga dapat merasa pegal di daerah beban pikul¬an. Hal ini bisa saja terjadi jika karyawan tersebut selalu bekerja dengan sikap badan yang salah. Sikap duduk dan sikap menulis atau mengetik yang salah yang dilakukan berulang kali dalam waktu bertahun-tahun dapat menjadikan otot tulang belikat menjadi tegang. Ini dapat menimbulkan reaksi peradangan pada tempat pelekatan otot itu di tulang belikat. Jenis rematik yang sening diderita para eksekutif muda ini disebut miofasio periostitis. Urat otot yang mele¬kat pada tulang belikat tersebut akan terasa nyeri bila dite¬kan. Nyeni ini dalam dunia kedokteran dikenal dengan se¬butan sindroma skapulokostal atau skapulalgio.
Kondisi rematik sering bermula dari aliran darah yang kurang sehat. Darah yang tidak sehat kurang memiliki ke¬seimbangan yang baik karena terlalu banyak dibebani de¬ngan sisa-sisa buangan sehingga persentase oksigen dan un¬sur-unsur lainnya menjadi lebih kecil. Pada situasi ini otak dan sel saraf tidak mempunyai kekuatan yang seharusnya di¬miliki, karena telah tercampur dengan darah yang tercemar. Toksin dalam darah bisa disebabkan zat buangan dari ma¬kanan, infeksi, kerusakan organ, logam berat, dan bahan ki¬mia pengawet dalam makanan.
Tidak boleh dilupakan bahwa zat-zat polutan yang ber¬asal dari udara dapat pula memicu timbulnya penyakit re¬matik. Timah hitam misalnya, yang disebabkan oleh buang¬an knalpot mobil, dapat menyebabkan cacat saraf. Profesor Derek Bryce Smith menegaskan bahwa sistem saraf pusat secara umum sangat bergantung pada keseimbangan yang tepat dari unsur-unsur penting, seperti: sodium, kalsium, mangan, dan seng, tetapi juga rentan terhadap unsur-unsur tidak penting lainnya, sepenti: merkuri dan timah hitam. Keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar, hiperakti¬vitas, nyeri rematik, dan gangguan emosional adalah seren¬tetan dampak yang dihasilkan oleh pencemaran lingkungan.
Penting untuk diketahui bahwa gejala keracunan timah seperti yang dialami polisi lalu lintas, tukang cat, pekerja tambang, dan tukang lebur sangat serupa dengan gejala penyakit rematik.
Makanan bagi Penderita Rematik
Yang penting diperhatikan dalam mengkonsumsi makanan bagi penderita rematik adalah mencegah kalsium mengkristal atau menetap di dalam persendian. Meskipun kalsium penting, kristalisasinya hanus dicegah. Dalam hal ini, sodium merupakan unsur penting untuk pencegahannya. Beberapa bahan makanan yang kaya akan kandungan sodium antara lain: wortel, seledri, mentimun, bawang, dan kol. Sedangkan untuk jenis karbohidrat, konsumsinya tidak dibatasi sepanjang tidak mempunyai problem dengan berat badan. Jagung, kentang bakar berikut kulitnya, pisang, beras merah, bubur gandum, tepung terigu, padi-padian, biskuit dari gandum hitam, dan tepung-tepungan adalah sumben karbohidrat yang dapat dikonsumsi secara bervariasi.
Aturan memasak untuk penderita rematik sedikit berbeda dengan mereka yang sehat, misalnya: tidak menyertakan kuning telur ke dalam adonan kue, puding, dan telur da¬dar. Madu atau sirup mapel lebih baik digunakan sebagai pengganti gula tebu. Makanan yang baik adalah makanan yang dimasak sendiri dan terbuat dari bahan alamiah yang kesegarannya terjamin. Dengan cara ini, dapat dihindari pengonsumsian makanan kalengan atau makanan yang telah diolah, yang kandungan gizinya sulit dideteksi. Makan¬an yang dibeli sangat mungkin mengandung bahan penga¬wet, lemak hewan yang berlebihan, dan zat-zat tambahan.
Vitamin tetap diperlukan bagi penderita rematik, karena fungsinya sebagai katalisator dan membantu tubuh menyerap zat gizi. Vitamin B kompleks diperlukan oleh sistem saraf dan kelenjar air mata, sedangkan vitamin D penting bagi penyenapan unsur kalsium dan sodium.

Tidak ada komentar: