4.03.2009

Tatapan pertama




Di suatu acara reuni kerabat kecil ayah. Aq terpelongo di acara tersebut tak ada teman seumurku. Berkeliling lah aq di sekitar rumah yang di tutupi rimbunnya pepohonan besar tua di makan umur. Tak sengaja aq menoleh ke samping sesosok wanita membelakangiku dengan lelaki yang menemaninya. Siapakah wanita berambut panjang yang terjurai di terjang angin itu. Tatapan ku pecah di usik suara ayah yang nyaring masuk di telingaku. Tak ku sangka wanita seusiaku itu anaknya kerabat ayah. Ranti namanya dan laki-laki yang selalu di sampingnya itu namanya putra seorang kaka berbadan tinggi dengan tatapannyayang tajam. Tak terasa sorepun datang, acara yang berjalan alot itu pun selesai dengan sendiri nya. Sepulang di rumah yang ramai dengan teriakan adik yang selalu membuatku jengkel & marah aku tertidur lelap dengan lelah yang ku bawa dari acara ayah, berharap bertemu kembali di dalam mimpi ku yang indah.

mengharap datangnya


Termangu aq duduk di perapian. Sunyi malam menemaniku, irama musik menjadi temanku. Dering telepon yang biasa ku dengar untuk menghapus rasa gundaku. Untuk membuang semua rasa kangenku. Ranti, ia adalah gadis yang ku kenal sejak aq duduk di kelas 2 smp. Dialah orang yang selalu mengisi di setiap ruang kosong di hati ku. Dialah gadis yang selalu menemani di saat kesunyian mengeryokiku. Rasa kangen yang selalu datang mambuatku menjadi tau apa arti dari kasih sayang orang tua. Tak siap rasanya untuk tinggal sendiri hanya aq dan kaka ku. Rasa kehilangan terasa di dalam hatiku, namun ini semua hanya sementara. Mungkin tujuan allah agar aq dapat hidup mandiri. Rindu rasanya untuk berkumpul & bercanda tawa menikmati hari libur bersama.