7.17.2009

'30 DAYS OF NIGHT'


Film yang bercerita tentang manusia dan vampir ini mengambil setting di kota Barrow di negara bagian paling utara Amerika yaitu Alaska. Setiap kali memasuki musim dingin, Barrow adalah wilayah yang terputus dari peradaban. Selama 30 hari, distrik paling utara di Alaska itu menjalani 'rutinitas' rutin, yaitu terisolasi dari negeri induk mereka, Amerika Serikat, akibat badai salju yang merintangi jalur transportasi dan komunikasi.
Tak hanya badai salju, kota ini juga akan mengalami kegelapan panjang selama 30 hari. Hal ini memungkinkan terjadi karena perputaran poros bumi mengalami pergeseran sekian derajat setiap tahunnya sehingga mengakibatkan beberapa bagian utara bumi tidak mendapatkan sinar matahari.
Setelah berabad-abad tinggal dalam kegelapan, setiap pagi bersembunyi agar tidak musnah oleh sinar matahari, vampir merasa menemukan tempat baru di mana mereka bisa melanjutkan hidup abadinya tanpa merasa kelaparan. Segelintir kaum terkutuk yang tersisa dan masih bertahan di bumi ini juga tak perlu lagi bersembunyi meski pagi menjelang.
Menjelang kegelapan datang, terjadi kematian misterius anjing-anjing peliharaan dan rusaknya sebuah helikopter. Tak hanya itu, petugas penjaga gardu listrik tewas dengan kepala terpenggal dan pasokan listrik dan komunikasi terputus.
Sebelumnya, sheriff Eben Oleson (Josh Hartnett) menemukan beberapa ponsel milik penduduk yang hilang ditemukan telah berubah bentuk menjadi arang. Kecurigaan jatuh ke seorang pendatang yang tidak diketahui namanya (Ben Foster), setelah ia melakukan sebuah insiden di kafetaria setempat.
Ketiadaan sinar matahari dan listrik menjadi keuntungan para vampir untuk menguasai kota. Sang sheriff pun menentukan status berbahaya bagi Burrow. Dia meminta penduduk untuk tidak meninggalkan rumah dan berjaga-jaga dengan senjata mereka.
Namun semua sia-sia, para vampir pun dengan mudah menebar teror di kota ini tanpa ada kesempatan bagi penduduk untuk menyelamatkan diri atau meminta bantuan dari luar. Dalam sebuah serbuan kilat, vampir-vampir itu membantai seluruh penduduk kota tanpa pandang bulu. Dari anak kecil hingga lanjut usia.
Makhluk berkuku panjang itu menggigit, menghisap darah, bahkan sebelumnya menyiksa para korbannya. Mereka juga sengaja tidak menjadikan penduduk kota menjadi seperti mereka, karena mereka menganggap manusia hanya sebagai santapannya saja. Dengan kejam, mereka membantai manusia, Barrow pun menjelma kota mati dengan mayat bergelimpangan, hingga tersisa hanya beberapa saja.
Di antara yang tersisa ini, terdapat Eben Oleson, Stella Oleson (Melissa George), Jake Oleson (adik Eben), dan para kawan-kawannya. Mereka harus bertahan hidup selama 30 hari hingga badai salju lewat dan cahaya matahari kembali menyinari.
Sebuah duel tak seimbang terjadi antara Eben dan pimpinan vampir, Marlow (Danny Huston) pada malam terakhir. Mampuhkah Eben menyelamatkan kawan-kawanya dari serangan vampir? Bagaimana nasib Eben?
Film yang diadapatasi dari sebuah novel grafis (komik) berjudul sama karya penulis Steve Niles dan digambar oleh Ben Templesmith yang diterbitkan oleh IDW Comics pada tahun 2002 ini disutradarai oleh David Slade yang sebelumnya dikenal sebagai sutradara video klip.
30 DAYS OF NIGHT adalah pentas kekejian para vampir, begitu dingin dan kejam. Bagi penyuka film dengan cipratan darah, kepala terpenggal, dan kekejaman tiada tara, film ini sangat sesuai. Apalagi efek blood and gore yang dibuat benar-benar bagus sehingga menimbulkan rasa jijik dan ingin muntah. Sayangnya ada beberapa pertanyaan mendasar yang tidak terjelaskan, seperti sebenarnya siapa vampir-vampir ini? Dari mana mereka berasal?
Jadi buat yang tidak suka darah, lebih baik menonton film yang lain. Bagi yang suka darah, jangan mengajak anak di bawah umur.

Tidak ada komentar: